Semenjak
aku menduduki bangku SD tepatnya ketika aku kelas 4 SD mulai mengenali diriku,
salah satunya mengenai hobi. Aku selalu bertanya pada diriku “apa hobiku?”
ketika itu aku tidak menemukan apa hobiku. Aku beruntung mempunyai seorang
paman yang hebat dan dengan sabar mengajariku bagaimana caranya untuk menulis
sebuah karangan.
“Ya, hari ini ada Pr ngak?” tanya
Pamanku, pamanku selalu saja menanyakan hal itu padaku, ketika aku mempunyai Pr
Pamanku selalu membantuku untuk menyelesaikan tugas-tugasku. Pamanku belum
bekerja karena masih frash graduate, sambil menunggu panggilan untuk bekerja
Pamanku menjadi guru privatku dirumah.
“Ngak ada Paman, memangnya
kenapa?” tanyaku dengan polosnya.
“Belajar nulis yuk?” ajak pamanku.
“Menulis? Aku kan bisa nulis”
jawabku dengan kesal, bagiku ketik tidak ada Pr itu artinya aku bebas untuk
bermain bersama teman-temanku. Keluyuran sepanjang kampung entah itu ke sungai
ataupun sekedar lari-larian di sepanjang jalan bersama teman-teman kecilku.
“Bukan seperti itu, maksudnya
menulis sebuah karangan” Pamanku mencoba untuk menjelaskan dengan sabar. Yahhhh
Pamanku sosok lelaki yang paling sabar bagiku setelah Ayahku.
“Hah, karangan?” tanyaku, aku
belum paham dengan hal itu.
Mulailah
Pamanku dengan sabarnya mengajariku apa itu Puisi, Artikel, dan Cerpen. Pamanku
mengajariku satu-satu dengan memberikan contoh tulisan itu. Saat itu yang
paling menyenangkan bagiku adalah untuk Pertama kalinya aku melihat laptop. Diusiaku
yang masih anak SD, bagiku laptop itu sesatu yang sangat wahhhh karena baru
kali ini aku melihatnya. Pamanku juga mengajariku bagaimana cara menggunakan
microsoft word, untuk pertama kalinya aku menoperasikan microsoft word.
“Kok
susah ya?” tanyaku, aku tidak punya ide apapun untuk menulis, saat itu kosa
kataku untuk menulis tidak ada.
“Ngak ada yang susah jika kita
mau berusaha dan terus mencobanya?” kata Pamanku.
Satu
minggu lamanya Pamanku memintaku untuk membaca, setiap pergi kepasar Paman
selalu membelikanku majalah, ya majalah bobo menjadi majalah kesukaan ku. Tidak
ada hari yang ku lewati tanpa membaca. Yahhh, membaca menjadi salah satu
hobiku. Dari membaca berbagai macam buku akhirnya aku mampu untuk menulis,
salah satunya adalah cerpen. Aku mencoba untuk menulis hal-hal yang berkaitan
dengan keseharianku.
Setelah
dirasa mampu untuk menulis Pamanku melanjutkannya dengan Puisi. Disinilah titik
awalnya aku sangat menyukai puisi. Tidak pernah terlintas didalam kepalaku pada
awalnya aku mampu untuk menulis puisi.
“Paman, kenapa kita harus
menulis?” tanyaku, karena Pamanku ingin sekali aku untuk menulis.
“Karena melalui menulis kita
mampu untuk menyentuh hati orang lain yang tengah membacanya”
Jelas pamanku.
“Kenapa begitu?” tanyaku ingin
tahu lebih jauh lagi
“Karena saat kita membaca orang
kita memakai perasaan tidak hanya pikiran” jelas Pamanku. Aku hanya mengangguk
angguk kan kepalaku yang menandakan aku paham. Lalu pamanku melanjutkan kembali
kata-katanya “Suatu hari nanti ilmu ini akan sangat berguna untuk mu, semua orang
bisa membaca tetapi tidak semua orang mampu untuk menulis.”
Aku
mulai menekuni hobi baruku ini membaca dan menulis, hingga hari-hari yang
banyak ku habiskan dengan membaca, namun tanpa meninggalkan teman-teman
bermainku. Hingga SMA aku dikenal sebagai penulis cerpen dan puisi yang
bertebaran dikoran-koran lokal. Hingga suatu hari guru bahasa indonesiaku
mencariku untuk ikut lomba.
“Rin, ada lomba dibidang Baca dan
Menulis puisi, ini sangat cocok untukmu” kata guru bahasaku.
“Tapi aku tidak yakin” jawabku,
karena masih banyak yang lebih hebat dariku saat itu, ia adalah seniorku kak
Loli yang sangat ku kagumi tulisannya melalui akun Media Sosialnya. Semenjak itu
aku mencoba untuk memfollow jejak beliau.
“Ibuk yakin kamu bisa, dicoba
dulu ya?” akhirnya aku meng-iyakan saja
Tibalah
dimana hari aku harus pergi untuk lomba, itu pengalaman pertamaku naik Bus SMA.
Aku gugup sekali, kukira aku hanya menulis puisi saja seperti tema yang diminta
semua diluar dugaan semua peserta harus membacakan puisi yang telah mereka
tulis. Aku sangat malu saat itu, aku hanya bisa bermain dibelakang layar bukan
didepan layar. Aku menahan maluku didepan semua peserta dengan bismillah ku
yakinkan hatiku. Aku pasti bisa, aku mencobanya darimana aku tahu kalau aku
tidak bisa tanpa harus mencobanya terlebih dahulu? Sebisa mungkin aku
menampilkan yang terbaik dari diriku aku melakukannya sesuai dengan
kemampuanku. Dan akhirnya... aku kalah.
“Gak apa-apa ini pengalaman
pertamamu, dari sebuah kegagalan kita bisa belajar. Kakk yakin kamu bisa,
asalkan kamu mau untuk berlatih dan berusaha” begitulah kak Loli menasehatiku.
Aku
selalu melatih diriku dengan menulis di Facebook, Blogg hingga kini aku bisa
membawakannya didepan layar. Kecintaanku terhadap sastra sangat tinggi, hingga
aku sangat ingin orang yang disekelilingku juga bisa untuk menulis karena “jika kau bukan anak raja maka
jadilah penulis agar dikenal dunia.”
No comments:
Post a Comment